bagikan sedihmu padaku, dan segera kita buang sisa sedih itu ke tong sampah terdekat.
Ingat tadi
pagi? Kita banyak bercerita tentang ini itu, kau bercerita tentang game
poker yang sering kau mainkan. Tentang temanmu yang menjual chip poker
seharga 800ribu, dan tiba2 temanmu itu harus bekerja keras mencari-cari
chip poker yang dijanjikan karena account temanmu keburu di banned dan
uang hasil jualan chip poker itu sudah dihabiskan untuk makan-makan.
Lucu dan membingungkan, menurutku. Mengapa kita tidak bercerita tentang
cara menemukan golden eggs di game angry bird level 1-8 saja? Atau kita
berbicara tentang cara menghilangkan seringai babi-babi hijau yang
sangat menyebalkan itu? Tentu itu lebih mudah dimengerti, setidaknya
olehku yang selalu kalah dalam bermain poker…
Kau,
kau juga bercerita tentang kampusmu yang sedikit bergejolak, ngeri
memang, tetapi itu menarik sekali saat kau bilang bahwa ruang kampusmu
itu adalah warisan bangunan tempo dulu, dan bagaimana kau dan teman-temanmu
mengibaratkan ruangan itu sebagai bahtera Nuh yang suatu waktu bisa
menyelamatkan orang-orang sekabupaten dari bencana banjir, hehehe (dan
aku berharap itu tak pernah terjadi ya). Aku juga tak mau kalah, aku
juga bercerita tentang kampusku
yang (mungkin) lebih pantas disebut hutan belantara atau taman safari.
Dimana kau bisa kuliah sambil melihat monyet bergelatungan, atau melihat
burung hantu yang sedang tidur, atau tupai-tupai lucu, ular yang
melilitkan diri di pohon, atau sejenis biawak yang sering melata di
belakang ruang kelasmu.. dan itu hanya dikampusku yah... lalu, kau tahu,
walaupun itu cerita sedih, sebenarnya, aku senang sekali mendengarmu
tertawa renyah disaat aku bercerita bahwa aku dan kedua sahabatku pernah
dikejar monyet di dekat gardu listrik di kampusku, dan untung sekali
waktu itu ada mobil yang lewat sehingga perhatian monyet itu teralihkan
dan kami pun selamat. Aku tahu, kau pasti iri melihat kampusku yang
seperti hutan yang bisa kau datangi disaat kau sedih atau sekedar lari
dari penatmu, tapi kau tiba-tiba merasa aneh saat kubilang ada pemakaman
umum di dalam kampusku. Ya, pemakaman umum yang benar-benar umum, tapi
itu tak sehoror yang bisa dibayangkan dan tidak akan pernah sehoror yang
kita bayangkan^^.
Tapi,
sore ini, kau terlihat begitu rapuh, terlihat sedih sekali. Dan disaat
inilah sesungguhnya aku sedikit tersiksa, disaat kau butuh seseorang dan
aku tak bisa jadi seseorang yang akan memelukmu, dan berkata tidak
apa-apa, hujan akan segera berakhir, dan pelangi pun sudah tidak sabar
menunjukkan senyumnya padamu. sungguh, sepertimu, aku juga tak sanggup
melihatmu menangis. Iya, dunia tak selalu berpihak pada kita, tapi
jangan khawatir, anggaplah aku pohon-pohon rindang yang ada disekitarmu
yang akan melindungimu dari panas matahari, anggaplah aku senter kecil
yang akan menerangi jalanmu di malam-malam gelap, kau tak pernah
sendiri. Ayo berbagilah, kesedihan itu tak boleh kau makan sendiri. Aku
tahu, ini tidak pernah mudah, tapi kau harus kuat, kau tak boleh kalah
sekarang, katamu kau sudah melewati ini beberapa tahun lalu, dan
sekarang pun kau pasti bisa melaluinya, dan kalau kau tidak
berkeberatan, izinkan aku jadi tempatmu berbagi sedih, lalu segera, sisa
sedihnya kita buang ke tong sampah terdekat ya...
Kau
yang selalu berpikir bahwa kau "hancur" karena broken home. Kau tahu,
jika aku terlalu meratapi yang terjadi 2 tahun lalu, mungkin aku juga
merasa "hancur" karena broken home. Tapi kita tidak, kita bukanlah dua
orang yang broken home. Menurutku, broken home hanya pantas dikalungi di
leher anak-anak yang gagal bertahan diri atas kebobrokan kondisi orang
tua mereka, entah itu bercerai atau yang lain-lain. Broken home pantas
untuk mereka yang tak bisa terima akan keadaan orang tua mereka lalu
mereka akan berbuat hal-hal negatif yang dapat merusak diri mereka
sendiri sebagai pelampiasan mereka karena tidak terima dengan keadaan
itu. Kau lihat aku, kita baik-baik saja, mungkin kadang kita memang
merasa sedih dan kurang beruntung, tapi kita masih bisa berada di jalan
yang benar kan, kita masih bisa bertahan walau harus tertatih-tatih,
kadang terjatuh sebentar, lalu bangun dan terus berjalan. Kita bukan
korban broken home, sayang.
Sekarang,
aku akan berbagi rahasia padamu, aku tak pernah menganggap ini mudah.
Aku pembohong, aku tak pernah bercerita kepada teman-teman atau bahkan
sahabatku sendiri tentang ayah dan ibuku, mereka tak pernah tau jika
orang tuaku sudah berpisah 2 tahun lebih. Jika kukatakan pada mereka,
aku dan teman-temanku tidak akan bisa bebas lagi bergosip tentang
artis-artis yang bercerai, mereka akan membatasi diri dan aku pun akan
tidak enak hati. Aku tak mau mereka membuat batasan pada diriku, aku tak
ingin dikasihani hanya gara-gara orang tuaku yang bercerai, jadi lebih
baik semua itu kusimpan saja dan biar waktu saja yang membuat mereka
tahu rahasiaku. Selain itu, untuk menenangkan diriku, aku selalu mencoba
untuk berpikir dari sudut pandang orang tuaku, aku yakin mereka pun tak
ingin berpisah, tetapi mereka harus. Mereka punya pilihan; hidup
memendam sakit demi kebahagiaan anak-anaknya atau berpisah saja. Tentu,
mereka pasti berpikir untuk tidak memilih 2 pilihan yang sama-sama
menyakitkan itu, tetapi setidaknya mereka harus tetap memilih. Disini,
aku sebagai anak mereka, membiarkan mereka memilih pilihan kedua saja,
dengan berat hati aku biarkan mereka bercerai. Pada awalnya semua itu
memang tak pernah mudah, sampai sekarang pun tak pernah jadi mudah. Tapi
setidaknya kita harus tetap berjalan kedepan kan..
Sekarang,
kau tahu rahasiaku, ternyata kita sama buruknya ya. Tetapi, sekali lagi
kukatakan padamu, jangan pernah anggap dirimu sebagai korban broken
home, kita adalah anak-anak yang bertahan, yang kuat melewati cobaan
ini. Masih ada Tuhan, Tuhan itu adil, Tuhan itu tidak pernah tidur,
Tuhan akan menolongmu, menolongku, menolong kita. Mungkin memang
sekarang belum saatnya, semua sudah ditakdirkan untuk yang berusaha.
Karena itu, kan jangan jatuh sekarang, kau harus berusaha dan harus
kuat, dan perbanyak berdoa setiap hari dan terutama di setiap malam. Dan
disaat kau merasa dunia tak adil, dan kau merasa menjadi manusia yang
tak berarti, ingatlah wajah mamah-mu, wajah adikmu, kau berjanji akan
jadi orang yang sukses dan membuat mereka bahagia, kan? Jadi, jangan
pernah menyerah sekarang.
Berjanjilah
padaku, kau tidak pernah sendiri, dan disaat kau bersedih pun, ada aku
disana, bagikan sedihmu padaku, dan kita akan segera menutup sedih itu
dengan cerita-cerita kita yang samar-samar akan menghapus sedih itu,
segera. Berjanjilah padaku, disaat kau terpuruk, kau akan bangkit lagi
karena kau masih punya mamah dan adik perempuan yang harus kau
bahagiakan, sayang. Aku tak mau kau jadi "My Fragile Boy" lagi, tetaplah
jadi " My Sassy Boy" yang tegar dan dewasa, dan bijaksana dan pintar,
dan jangan lupa, aku mencintaimu...

Tidak ada komentar:
Posting Komentar