Kamis, 14 Juni 2012

Cerpen 14: CINTA EMANG RIBETT!!

Bodohnya diriku
Slalu menunggumu
Yang tak pernah untuk bisa
Mencintai aku

Oh tuhan tolonglah
Beri aku cara
Untuk bisa melupakan dia
Dan cintanya..

   Alunan lagu itu kian menggema di dalam sebuah kamar. Di tempat tidurnya, gadis yg biasa disapa Zee itu betul-betul sangat meresapi kata demi kata dari lagu tersebut. Air mata Zee kini sudah tak terbendung lagi, pertahanannya sudah jebol. Air mata itu sudah tumpah ruah dan membasahi pipinya. Zee terus menagis mendengar lagu tersebut yg seperti pengalamannya.
   "Zee! Lo emang bodoh! Kok lo bisa sih ngelakuin hal bodoh yg sekarang bikin lo menderita dan malu-maluin kayak gini!" Zee berbicara pada dirinya sendiri dan menjambak rambutnya.
   Zee terus terpuruk akan sesuatu hal yg menimpanya belakangan ini. Yang membuatnya menangis setiap malam jika mengingatnya.
Perlahan, Zee menutup matanya. Bayang-bayang kejadian 2 minggu lalu tereka jelas di memori otaknya. Dan hal itulah yg membuat Zee malu bukan main saat ini.
***
2 Minggu yg lalu..
   Drrtt.. Drrtt..
Handphone itu terus bergetar semakin kencang karna di taruh di atas meja. Zee, yg sedang menonton TV dikamarnya itupun melirik handphone nya. Terpampang jelas nama Cheryl, sahabat sekaligus teman sebangkunya. Dengan segera, Zee mengangkat telponnya itu.
   "Hallo, Zee?" sapanya dari ujung sana.
   "Hm.." Zee hanya menyauti dengan berdehem.
   "Ayolah Zee, lo coba atuh!" 
   "Coba apa?"
   "Tembak dia!"
   "Gak mau!" 
   "Zee.." nada suara Cheryl kian merengek. Namun Zee tetap bersikukuh dengan ucapannya.

   "Ryl! Gue kan cewek, ngapain juga gue nembak dia! Terus, lo juga suka kan sama dia? Masa iya gue nemba orang yg sahabat gue juga suka." ungkap Zee.
   "I'm fine. Cause I wanna see my friend happyness.." 
   "Tetep gak mau!" Zee masih tetap bersih kukuh dengan ucapannya.
   "Kalo lo gak mau! Gue juga gak mau jadi temen lo lagi!" dan tuttt.. tuttttt
   Telpon terputus. Zee memandangi layar hp nya yg bekas menelpon sahabatnya. Zee terus mempertimbangkan ucapan Cheryl tadi. Tak lama kemudian muncul sms dari Cheryl.
   "Gue gak mau kenal lo lagi, kalo lo gak mau nyoba nembak dia!"
   Begitulah isi pesan singkat dari Cheryl. Zee, siswa kelas 2 SMA namun masih polos pun ketakutan. Zee itu belum perna pacaran dan baru kali ini jatuh cinta, pada seorang cowok yg juga disukai sahabatnya. Namun Zee sendiri tak habis fikir mengapa Cheryl malah menyruhnya menmbak cowok itu. Zee merasa kalau Cheryl memang sahabat terbaiknya, maka dari itu Zee pun menuruti kemauan Cheryl.
   Diketiknya sebuah pesan singkat yg dituju untuk seorang cowok yg namanya tertera pada phone book Zee.
   "Hm, yap Bisma! Send!" gumam Zee sambil memecet tombol hp nya.
   Dag.. Dig.. Dug.. atau jedarr jedeerr deh bunyi jantun Zee saat ini. Karna barusan Zee menulis pesan pada Bisma, cowok yg disukainya itu. Mengungkapkan perasaannya. Dan itu semua dilakukan Zee semata karna Cheryl. Walaupun hatinya pun memang ingin.
   Tak lama kemudian muncul balasan dari Bisma dan berisi.
   "Lo gak salah Zee? Barusan lo nembak gue gitu?"
   Itulah balasan dari Bisma. Zee pun langsung salah tingkah harus membalas apa.
   "Iya, gimana mau gak?" Balas Zee.
   "Sorry Zee, gue lagi suka sama seorang cewek! Tapi itu bukan lo! Sorry ya Zee.."
   Drugg.. Hati Zee serasa tersambar petir saat membacanya. Apa-apaan ini, hal itu sungguh membuatnya malu bukan main.
   Ternyata dua atau tiga hari kemudian, berita Zee menembak Bisma, cowok yg cukup populer disekolahnya. Karena ketampanannya, kecerdesan, dan segala kelebihan yg dimilikinya. Membuat berita itu menjadi trending topic disekolah. Hampir seluruh kelompok siswa membicarakan itu. Serta tatapan dan ejekan yg membuat Zee semakin mati kutu serta malu abis. Dan parahnya, hal itu bocor karena. Cheryl, sahabat Zee, cerita pada Arlin, si ratu gosip yg terkenal ember. Dan Bisma yg memang bawel pun malah menceritakan ke teman-temannya dan membuat Zee makin malu abis.
   Zee benar-benar tak menyangkan Cheryl sejahat itu. Apa karna Zee menyukai cowok yg disukainya membuat Cheryl mempunya niat jahat.
***
   Dengan hati-hati, Zee mulai melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah. Dari jauh saja sudah terlihat tatapan ejekan itu sudah mengarah pada Zee. Zee tak memperdulikannya, ia berjalan dengan santai memasuki sekolahnya dengan headset yg terpasang ditelinganya.
   Desas-desus ejekan, gosip, dan apalah namaya mewarnai perjalanan Zee menuju kelasnya. Namun Zee tak menghiraukan, ia tetap fokus berjalan menuju kelasnya.
   "Ehh, ehh tuh dis si Zee. Kasian gue sama dia, cuma gara-gara nembak Bisma jdi malu abis gitu."
   "Hm, lagian sadari diri atuh. Bisma Karisma, seorang ketua osis, yg keren, ganteng, tajir pula! Mana mau sama cewek lenjeh plus lebeh kayak dia!"
   "Yaa, tapi kan kasian juga tau.."
    Desas-desus itu terdengar dari sekelompok murid yg sedang mengobrol didepan perpustakaan. Zee memang mendengarnya walaupun ia memakai headset, namun Zee bersikap seolah tak mendengar apapun.
   Tepat didepan kelasnya, Zee melihat genk Arlin yg begitu memperhatikan Zee dari ujung kepala sampai kaki. Merasa risih, Zee pun menatap mereka balik dengan pandangan seperti itu.
   "Guys, tau TTSI gak?" Arlin menatap satu persati teman-temannya yg berjumlah tiga orang bersamanya menjadi empat orang.
   "TTSI? Apaan tuh?" saut Sisil salah satu teman Arlin.
   "Trending Topik Sekolah Ini, haha.. Tau gak?" Arlin menatap mereka lagi satu-persatu.
   "Ohh, tau lah, tentang cewek yg ditolak sama My Prince Bisma Karisma kan?" Andin, salah satu dari mereka pun menatap sinis ke arah Zee.
   "Hahaha, itu bener-bener lebih heboh dari pada TTWW deh.."
   Zee pun melewati tengah-tengah diantara mereka, dengan santai Zee berjalan sambil menyerempet mereka.
   "Permisi nona-nona gosip. Si trending topic yg lagi kalian omongin ini mau lewat! Bisa minggir dikit." Zee menengok sinis ke arah Arlin dan teman-teman.
   "Ups, udah dateng yaa oangnya. Sorry ya Zee tadi kita ngomongin lo.." dengan tampang watados Arlin menutup mulutnya seraya tak sengaja.
   "Ohh, no problem Arlin sayang. Karna gue terlalu baik hati so pasti gue maafin lah.."
   Jlekk.. Dengan sengaja Zee menginjak kaki Arlin. Sontak Arlin pun menatap marah ke arah Zee.
   "Heh! Lo jalan liat-liat dong!" Arlin berkacak pinggang sambil membentak Zee.
   "Helloo miss gosip?? Barusan lo ngehina gue, terus lo minta maaf gue maafin! Jadi, sorry juga yah. SENGAJA!" Zee pun berlalu dari genk Arlin lalu msuk ke kelasnya. Arlin pun bergidik kesal dan sewot sendiri.
***
   "Zee, datengnya lama amat sih?! Lumutan gue nungguin lo!!" sambut suara perempuan yg duduk di bangku nomor dua baris ke tiga di ruang kelas Zee. Zee hanya tersenyum simpul menanggapinya.
   "Biasalah, gue kan celebrity gitu sepanjang jalan musti ngeladenin para fans gue. Hm secara, temen gue sendiri yg ngbaongkar aib gue!!" Zee agak mengencangkan ucapannya.
   "Ihh, Zee gue minta maap.. Lo mah gitu.." cewek tadi yg bernama Cheryl pun langsung memasang wajah memelas.
   "Gpp lah Ryl, udah tejadi gini mau diapain." Zee merangkul pundak Cheryl. Sahabat yg telah membuat kehidupannya acak-acakan itu.
***
   Saat dikelasnya sedang tidak ada guru. Cheryl menengok ke arah belakang. Didapati salah satu bangkunya kosong. Dibangku yg satu lagi terisi oleh seorang cowok.
   "Zee, Reza lagi di musuhin yaa?" ucap Cheryl pelan pada Zee yg berada disebelahnya. Karna Zee sedang mendengarkan musik melalui earphone nya Zee tak mendengarnya.
   "Zee!!" Cheryl geram dan langsung menarik salah satu earphone yg terpasang di kuping Zee.
   "Aduhh Cheryl! Apaan sih narik-narik?!" Zee langsung menengok ke arah Cheryl yg juga menatap Zee kesal.
   "Lo tuh dari tadi gue ngomong dikacangin!"
   "Yaudah, lo ngomong apaan sih?" Zee melepaskan kedua earphone nya dan mematikan musiknya. Zee pun langsung menghadap ke Cheryl.
   "Ituloh Zee, si Reza! Biasanya dia kan gabung sama anak-anak, kok sendirian yaa?" Cheryl menunjuk ke arah Reza yg lagi nulis-nulis di skatcbook nya.
   "Kabarnya sih, doi lagi di selekin. Emang kenapa sih?"
   "Gpp, ehh kalo diliat-liat Reza ganteng yaa, keren juga, gaul pula, cuma agak cuek." puji Cheryl dan disambut anggukan dari Zee.
   "Terus, kalo dia ganteng, keren, gaul, tapi cuek! Masalahnya apa gitu buat lo!" Zee memacungkan telunjuknya ke arah Cheryl.
   "Ihh apaan sih Zee, yaa enggak apa sih. Cuma lo deketin Reza deh, dia cocok tau sama lo!" Cheryl berkata dengan entengny. Sontak Zee pun melotot ke arah Cheryl.
   "Apasih Ryl! Cukup ahh lo ngatur idup gue!" Zee langsung berbalik arah membelakang Cheryl. Cheryl pun merengek dan minta maaf.
   Tak lama kemudian Bisma datang ke meja mereka disaat mereka sedang diem-dieman.
   "Woy! Pada ngapain sih?" Bisma mengejutkan Zee dan Cheryl yg masih diem-dieman.
   "Tuh si Zee.. Marah-marah mulu." adu Cheryl sambil mendongkakan kepalanya ke arah Zee. Zee tak menghiraukannya. Namun saat murid seluruh kelas melihat Bisma sedang di meja Zee. Mereka langsung heboh.
   "Acciieeee.. Bisma ada Zee tuhh.. Ada apaan yaa??" goda Rifal, salah satu teman sekelas Zee.
   "Kayaknya gantian kali nanti Bisma yg bakal nembak Zee.."
   "Gimana Zee kalo Bisma nembak lo? Apa bakal bales dendam lo tolak juga??"
   Kelas semakin ricuh dan ramai oleh celotehan para murid yg meledeki Zee. Zee pun mersa risih. Namun sepertinya terlintas sebuah ucapan sepupunya kemarin malam.
   "Mending lo ikutin aja permainan Cheryl. Gak semua yg memulai permainan itu mnjadi pemenang, nanti kalo udah di pertengahan, lo bisa ngebalikin permainan itu ke Cherylnya.." ucapan itu kini menggema di fikiran Zee. Zee pun langsung beranjak berdiri.
   "Ryl gue ke situ yaa.." Zee berjalan ke arah meja paling belakang tempatnya Reza. Bisma pun memperhatikan gerak-gerik Zee yg kini asyik mengobrol dengan Reza.
   "Kenapa Bis? Gitu amat ngeliatinnya? Jelous sama Reza?" Cheryl menatap Bisma kemudian bergantian melihat ke arah Zee dan Reza yg tengan larut dalam pembicaraan mereka.
   "Apaan sih Ryl! Udah ahh gue mau ke kantin!" Bisma langsung beranjak dari arah Cheryl.
   "Ehh bukannya belum istirahat!"
   "Biarin aja!"
***
   Semakin lama hubungan Zee dengan Reza semakin akrab. Justru kini Zee sering merasa nyaman jikala dekat dengan Reza. Reza itu orangnya asyik. Dia narsis, lucu, pokoknya seru abis deh kalo Zee ngobrol sama Reza. Reza selalu bisa membuat Zee tertawa lepas. Reza gak seperti yg d bilang orag kebanyakan, yg katanya cuek, badung, onar. Bagi Zee, kini Reza adalah orang yg palingmengerti dirinya.
   Namun walaupun begitu, tetap saja Zee belum bisa mencintai Reza. Itulah katanya, sebenarnya Zee bukan belum bisa mencintai Reza. Tapi Zee tidak bisa melupakan Bisma, cinta pertamanya, dan orang yg pertama kali ditembaknya serta menolaknya! Kesel memang jika mengingat hal itu, perasaan Zee kini pada Bisma sudah tk tau seperti apa. Rasa Cinta dan Benci semakin berkecamuk dibenak Zee. Disatu sisi Zee memang mencintai Bisma, tapi disisi lain Bisma adalah orang yg sering membuatnya menangis, bahkan rasanya ingin Zee membenci Bisma. Namun mengapa selalu tak bisa, mengapa hal itu sulit sekali untuk Zee lakukan? Jawabannya satu. Karna Bisma adalah Cinta Pertama Zee, first love. Konon, first love memang sulit untuk dilupakan. Tapi Zee yakin, kalau sulit itu bukan berarti gak bisa kan? Maka dari itu, Zee selau berusaha untuk menyingkirkan Bisma dari fikiran dan hatinya yg kini masih dipenuhi oleh nama Bisma Karisma.
***
   Entah mengapa akhir-akhir ini Bisma suka marah-marah pada Zee. Selain ketua osis, Bisma pun meyandang status ketua kelas. Dan, jika ada yg berisik Bisma biasanya cuek, tapi mengapa jika Zee mengobrol dengan Reza Bisma ngomel? Apa mungkin Bisma jelous dengan Reza? Tapi, mengapa dahulu ia menolak Zee. Dan membuat Zee kini mejadi malu abis.
   "Yang belakang bisa diem gak!" itulah kata-kata yg sering Bisma lontarkan untuk Zee dan Reza. Karna memang sekarang Zee pindah tempat duduk bersama Reza. Zee hanya menatap Bisma degan tatapan sinis jika Bisma berbicara seperti itu.
   Setelah dua bulan lebih, Zee dan Bisma jarang bicara. Tapi kini Bisma malah menghampiri Zee. Menghampiri Zee yg sedang duduk d kantin sendirian. Zee pun terhentak kaget ketika mendapati Bisma tengah duduk disebelahnya.
   "Zee.." panggi Bisma pelan. Zee hanya mengangguk namun tak memperhatikan Bisma.
   "Zee, malem ada acara gak?" tanya Bisma. Sontak Zee langsung terdedak saat memakan bakso.
   "Uhukk, uhukk, tadi lo ngomong apa?" Zee masih tak percaya dengan ucapan Bisma barusan.
   "Ehh udah lupain, gue mau ke kelas deh!" Bisma mengibaskan tangannya seraya suruh melupakan ucapannya barusan. Bisma pun beranjak dari bangku kantin yg disebelah Zee. Saat sedang berdiri Zee pun langsung menjwab.
   "Malem gue gak ada acara kok!" ucap Zee dan membuat Bisma langsung menengok.
   "Gue punya dua tiket bioskop dari sepupu gue, lo mau gak temenin gue nonton?"
   Zee mengangguk.
***
   Tepat jam setengah delapan, Bisma sudah stay di bangku taman. Saat ini ia sedang menunggu Zee. Bisma memakai celana jins panjang dan kaos putih. Lalu ia mengenakan lagi sweeter berwarna merah. Tak lupa ia memakai topinya yg berwarna merah dan hitam. Serta kacamata hitamnya. (bukan kacamata tukang urut loh :p)
***
   "Manasih CD yg lo cari? Gak ketemu-ketemu?" Zee mengecek satu persatu CD yg tersusun rapi di toko kaset.
   "Ihh gue juga gak tau! Kemaren gue liat ada." saut seseorang disebelahnya yg juga sedang mencari CD.
   "Lagian bukan kemaren aja lo belinya, Za!"
   "Aku gak punya duitt!!" Reza, ya dialah Reza. Dengan muka memelas dan meniru gaya iklan kartu AS Reza menatap Zee.
   "Hahaha! Kasian banget rakyat jelata.." sambut Zee agak menghina.
   Saat ini mereka sedang berada di toko kaset. Reza meminta Zee untuk mengantarkannya ke toko kaset. Begitulah Zee jika saat bersama Reza, selalu bisa tertawa lepas dan nyaman bila didekatnya. Mereka terus mencari CD nya. Sampai akhirnya Reza teringat sesuatu.
   "Astaga Zee." Reza menepuk jidatnya seraya teringat sesuatu.
   "Kenapa? Salah pake sepatu? Atau gak bawa duit?"
   "Bukan, tapi itu.." Reza menunjuk ke arah depan yg berhadapan dengan toko kaset lagi.
   "Rezaa!! Jangan bilang lo salah toko!!" tebak Zee dan menatap Reza curiga.
   "Hehe, iyaa :D"
   Mereka pun berjalan menuju toko kaset didepannya.
   Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Zee dan Reza keluar dari sebuah caffe. Baru saja mereka makan malam sambil menunggu hujan reda. Namun hujan tak kunjung reda. Akhirnya mereka memutuskan pulang naik taksi. Ohh lebih tepatnya Zee yg pulang naik taksi, tapi Reza naik motornya.
   "Za, bareng ajasih! Nanti motor mah minta tolong orang ajah! Masih ujan loh," pinta Zee saat tengah berada di dalam taksi. Dari luar Reza pun tersenyum.
   "Yaudadeh kalo lo maksa.."
   "Ihh, gue mah cuma nawarin kagak maksa!"
   "Yaudah gue keluar lagi."
   "Ehh iya jangan-jangan.."
***
   Semakin malam, hujan semakin deras. Namun, mengapa Bisma masih duduk di bangku taman itu. Apa yg ia lakukan distu? Masih menunggu Zee yg kini baru pulang jalan-jalan bersama Reza? Tapi, mengapa sampai segitunya? Apa benar Bisma mencintai Zee?
   "Jam sepuluh! Lo belom dateng juga.." Bisma melirik arloji ditangan kirinya. Kemudia ia megusapkan tangan kemukanya yg kebasahan terkena air hujan. Untung saja ia memakai topi dan sweeter jadi gak terlalu lepek rambut dan kaosnya.
   Karena penasaran, Bisma menelpon Zee. Zee yg hendak terlelap dalam tidurnya pun mengangkat telponnya terlebih dahulu.
   "Hallo.." sapa Zee ketika telponnya diangkat.
   "Lo dimana?" tanya Bisma singkat. Zee pun langsung melihat handphone nya sekilas, ternyata ia baru sadar kalo yg nelpon itu Bisma.
   "Astaga Bisma, sorry, gue lupa! Tadi Reza minta anter gue beli CD, ehh baru pulang."
   "Iya gpp.."
   Tuttt... Bisma lagsung menutup telponnya. Zee pun terkejutmelihatnya. Namun Zee tak memperdulikan itu, ia langsung tidur karena kecapekan.
   Dengan hati yg hancur, Bisma mengendarai motornya melewati jalanan yg msih becek karena hujan. Hancur? Mengapa gitu? Apa benar ia mencitai Zee. Ohh rasanya memang akhir-akhir ini Bisma baru menyadari hal itu. Disaat Zee tengah dekat dengan Reza, Bisma suka jelous.
***
   Dengan santai Zee berjalan memasuki kelasnya menuju mejanya. Dari ambang pintu terlihat Reza yg sedang sibuk dengan BBnya. Tau ngapain? BBMan kali.
   Di barisan no 2 dari depan. Terlihat Bisma yg menatap Zee serius. Bisma langsung menarik tangan Zee untuk keluar kelas.
   "Zee ikut gue.." Bisma menyeret Zee untuk keluar kelas. Mereka duduk di kursi panjang yg terbentang didepan kelas.
   "Ngapain sih? Gue naro tas aja belom. Ohh ya, sorry kemaren, abis Reza kelama.." omongan Zee terpotong oleh Bisma yg sepertinya sedari tadi ingin berbicara.
   "Iya gue tau! Gue tau kok lo nerima ajakan gue semata buat bales dendam kan? Coba lo pikir Zee! Dari jam stengah delapan gue nungguin lo, mana ujan, gue masih nungguin lo! Sampe jam sepuluh akhirnya gue telpon lo, yg tau nya baru pulang nganter Reza. Apa lo gak mikir kalo gue nanti sakit! Lo tuh gak punya hati apa yah?!" Bisma menatap Zee serius dan nada suaranya agak membentak.
   "Bis, gue minta maaf! Gue kan udah bilang tadi! Kok lo nyolotin sih?! Kalo ditanya gue takut lo sakit apa enggak? Jawabannya ENGGAK SAMA SEKALI! Buat apa gue mikirin lo mau sakit apa enggak? Toh lo juga gak pernah mikirin perasaan gue kan?! Itu tuh belom seberapa di bndingkan gue Bis! Lo tau gimana malunya gue? Gimana sakitnya gue waktu itu?! Apa lo tau? Gak kan?! KARNA LO GAK PERNAH MAU TAU!!" balas Zee tak mau kalah. Bisma menyinggungkan senyuman sinis ke arah Zee.
   "Ohh!! Ngerti gue ngerti! Lo emang cuma mau bales dendam doang kan?! Gak usah bahas masalah yg lalu! Cukup tau gue gimana lo!!"
   "Terus?! Udahkan?" ucap Zee singkat. Tak lama kemudian Reza keluar dari kelas dan berjalan melintasi mereka.
   "Reza tunggu.." Zee berlari kecil menghampiri Reza dan meninggalkan Bisma yg masih mematung di depan kelasnya.
   "Salah gue mikir lo cewek yg beda!" gumam Bisma.
   Dari dalam kelas, terlihat ada seseorang tersenyum licik setelah menyaksikan kejadian barusan. Kejadian Bisma dan Zee ribut. Cheryl, dialah penyebab semua ini. Cheryl tau semuanya,tentang Bisma mengajak Zee nonton. Maka dari itu, setelah Zee tidak datang, Cheryl memanipulasi keadaan dan berkata pada Bisma bahwa Zee ingin balas dendam.
***
   "Reza.. Lo nemu tempat ini dimana? Gue kira kesini itu udah gak ada jalan, taunya masih ada tempat keren begini.." Zee menghirup udara yg cukup segar di sebuah tempat yg di aja Reza.
   "..." namun Reza tak menjawab. Ia hanya diam, saat ini Reza seperti sedang fokus pada BBnya. Merasa kesal di diemin, Zee pun memberontak.
   "Reza parah luh! Dari tadi gue ngmong dikacangin! BBMan sama siapa sih?" Zee menoleh ke arah Reza dan membaca apa yg tertulis di BB Reza.
   "Siapa Za? Ryn? Ryn itu apa?" tany Zee ketika melihat Reza menulis nama Ryn.
   "Clarynta, mantan adek gue, mau tau banget sih!" singgung Reza tanpa melepaskan pandangannya dari BBnya.
   "Yaelah galak bener sih! Ehh mantan adek lo? Ilham gitu? Terus mau lo embat?"
   "Ehh gila gak mungkin lah! Dia nih temennya Thella!"
   "Thella? Siapa tuh?"
   "Manusia!!"
   "Reza gue serius!!"
   "Anak SMA depan! Haha baru penjajakan kok.."
   Zee pun langsung tersenyum menggoda menatap Reza yg sedang falling in love.
   "Ciiee Thella.."
   "Apesih Zee, ehh kabar Bisma gimana? Tadi lo kenapa sma dia?" kini Reza menaruh BBnya ke saku celananya dan menghadap ke Zee.
   Zee memang sering cerita tentang Bisma pada Reza. Karna Zee percaya dengan Reza, ia tak mungkin sebawel Cheryl yg mulutnya emberrr!!
   "Tau ahh.. Gak usah dibahas! Males gue ngomongin dia!!" nada bicara Zee terdengar agak sinis.
   "Sorry Zee, gara-gara gue lo gak jadi semalem nonton sama Bisma. Kalo gue tau gua juga gak mungkin ngajak lo!" Zee langsung menatap Reza. Darimana Reza tau tentang itu? Bukankan Zee belum becerita? fikirnya.
   "Tau darimana lo tentang itu?" Zee langsung menatap Reza penasaran. Sengkenya Reza bukan langsung jawab malah bales BBM dulu. Zee semakin geram dan akhirnya...
   "Kasih tau gue dulu lo tau dari mana?!" Zee menarik BB Reza secara paksa. Reza tersenyum geli melihat tingkah laku Zee yg begitu penasaran.
   "Yaampun Zevana.. Dikelas kan gue ngdenger kali si Cheryl ngedumel! Dan penyebab semuanya tuh dia! Tadi lo ribut sama Bisma kan gara-gara dia! Cheryl ngadu ke Bisma kalo lo tuh cuma mau bales dendam! Udah siniin BB gue! Claryn bilang aptuh.." Reza merebut kembali BBnya dan membaca pesan dari Clarynta.
***
   Dua pria sedang berdiri di sebuah taman belakang rumah salah satu dari mereka. Bisma, yaa itu di rumah Bisma. Ada Reza juga yg saat ini sedang berdiri bersama Bisma.
   "Jadi gitu ceritanya.. Zee masih cinta kok sama lo! Mending lo cepet deh ungkapin perasaan lo!" ucap Reza setelah menyimak cerita Bisma.
   "Gue bingung gimana caranya.."
   "Gue bakal bantuin! Asalkan, lo mau bantuin gue.." Reza tersenyum misterius menatap Bisma.
   "Apa?" tanya Bisma antusias.
   Reza pun membisikan sesuatu pada Bisma. Bisma langsung tersenyum ceria.
   "Okelah, gampang itumah! Bisa di atur.." ucap Bisma setelah mendengar bisikan dari Reza.
***
   "Hallo.. Zee! Ketempat yg waktu itu pernah gue ajakin dong! Iya, lagian libur kok! Sepi kok disini, gue mau ngenalin lo sama Thella nih! Oke, gece yaa!!" tuttt.. Reza langsung mematikan handphone nya setelah Zee mengatakan iya untuk pergi ketempat yg pernah diajaknya.
   Sebuah tempat yg berada di sekolahan. Letaknya di lantai paling atas gedung sekolah. Tepatnya, disudut sebelah utara ada sebuah pintu yg agak usang. Anak-anak dan para guru jarang sekali kesitu. Pertama tempatnya agak susah ditemukan dan terkesan seram. Tapi setelah pintu usang itu dibuka, ternyata ada arean terbuka seperti di atas gedung. Indah sekali ditempat itu, walaupun tak ada pemandangan bunga dan gemercik air danau. Namun dari situ kita bisa melihat awan lebih jelas dan nampak indah. Apalagi saat-saat sunset seperti ini.
   Reza dan Thella sudah jadian, itu karna bantuan Bisma juga. Thella ini ternyata sepupu Bisma. Pantes Reza suka maen ke rumah Bisma, ada maunya.
   Bisma berjalan ke arah Reza dan Thella smbil membawa sebuah gitar. Bibirya seperti komat-kamit sedang menghapalkan sesuatu.
   "Za, gue kagak apal nih liriknya. Bingung!" keluh Bisma sambil menunjukan selembar kertas berisi lirik dan not lagu.
   "Ahh lo! Ngapal segitu aja kagak bisa, belet amat sih!" Reza menoyor kepala Bisma kasar. Bisma pun membalasnya.
   "Udah ahh jadi pada maenan kepala gitu." Thella menengahi mereka.
   "Oke gue apal! Tapi gue grogi Za, malu juga.." Bisma menggosok-gosoka telapak tangannya berlawanan. Keringat dingin kini tepancar di telapak tangannya.
   "Yahh Bisma, begitu aja grogi! Malu! Reza aja nembak gue frontal!" sindir Thella. Reza pun langsung menengok ke arah Thella sambil tersenyum.
   "Bener banget sayang! Si Bisma mah cemen!" Reza merangkul Thella dalam dekapannya.
   "Ihh kompak amat lo pada ngecengin gue! Si Reza mah gak bakal malu, secara dia malu-maluin!"
   "Ehh udah-udah! Katanya Zee udah nyampe disitu nihh dia sms! Keluar lo cepet!" Reza mendorong Bisma agar keluar dari sebuah ruangan yg kini mereka tempati. Mereka berada di ruang tempat penyimpanan berkas sekolah.
   "Yaudah doain gue ya!" Bisma keluar dari ruangan itu dengan perasaan dag dig dug, ehh cenat cenut ajadeh. Ehh inimah lebih, jedarr jedeerr mungkin.
***
   "Berdiri ku disini, hanya untukmu, dan yakinkan ku untuk memilihmu. Dalam hati kecilku, inginkan kamu, berharap untuk dapat bersamamu. Aku kan ada, untuk dirimu, dan bertahan untukmu. Terlukis indah raut wajahmu dalam benakku, berikan ku cinta terindah yg hanya untukmu. Tertulis indah puisi cinta dalam hatiku, dan aku yakin kau memanglah pilihan hatiku.." Bisma bernyanyi sambil memainkan gitarnya dihadapan Zee. Zee pun langsung menatap Bisma kaget. Apa maksudnya? Itulah yg difikirkannya.
   "Zevana Kasandara.. Gue suka sama lo, gue cinta sama lo, sorry kalo gue sering nyakitin lo, bikin lo kesel dan sebagainya. Lo mau gak jadi cewek gue.." ungkap Bisma. Lagi-lagi Zee menatap Bisma terkejut.
   "Lo nembak gue! Gimana bisa? Kemarin aja pas.." ucapan Zee terhenti saat Bisma mendekat ke arah Zee.
   "Syutt.. Sorry soal yg waktu itu! Soal yg gue bilang lagi suka sama cewek, dan ternyata cewek itu lo!" jelas Bisma. Zee menggeleng pelan seraya tidak mengerta. Memang apa maksudnya?
   "Gue tau lo pasti gak ngerti, awalnya gue juga gak ngerti sama ini. Gue suka sama cewek yg sering kali gue temuin di mimpi gue, tapi cewek itu gak pernah menghadap ke gue. Dia selalu membelakangi gue, sampai suatu saat, setelah kejadian lo nembak gue itu. Cewek dalem mimpi itu membalikan badannya dengan wajah kecewa, dan cewek itu lo Zee, Zevana Kasandara!" Zee hanya melongo tak percaya mendengar ucapan Bisma.
   "Zee.. Lo mau gak jadi cewek gue?" ulang Bisma kemudian. Zee mengangguk, lalu disambut pelukan oleh Bisma.
   "Gue sayang sama elo Bis! Lo cinta pertama gue, susah emang buat ngelupain lo! Sampai akhirnya bisa begini." bisik Zee saat Bisma memeluknya.
   "Sorry kalo gue pernah bikin lo kecewa." Bisma melapas pelukannya dan kini menggenggam erat tangan Zee.
   "Iya, ehh kepikiran gak sih? Cinta Itu Ribet yaa? kenapa musti bebelit gini? Dulu gue kan pernah nembak lo, dan lo nolak gue. Terus pake acara Cheryl ngadu domba kitalah, gosip yg bikin rame. Gak taunya ujung-ujungnya lo nembak gue juga. Jadian juga kan seperti rencana gue awalnya!"
   "Iya, bener kata lo! Kalo dipikir Cinta Emang Ribet!"
   "Ciee, yg baru jadian! congrat yaa.." Reza kemudian muncul dari pintu bersama Thella.
   "Kerjaan lo ya Za! Ehh itu yg namanya Thella?" Zee melirik cewek disebelah Reza yg tak lain Thella.
   "Iyah, cakep kan. Dan satu lagi, baik hati dan tidak sombong pastinya." Reza merangkul erat Thella dan tersenyum ke arah Thella.

__End__

tolong buat yg udah baca tinggalkan jejak yaa, berupa like nd coment yg puannjangg.. makasih buat yg udah mau baca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar