Kamis, 14 Juni 2012

Surat untuk Calon Suamiku

                                                                                             Kananga, 14 Juni 2012


Kepada yang tersayang,
suamiku kelak, dimanapun engkau berada...

Apa kabar sayang? Sedang apa dirimu sekarang? Sedang bekerja kah atau malah sedang bermalas-malasan? Beberapa hari terakhir ini, cuaca di sini kurang bersahabat, terkadang panas terkadang hujan deras dan angin kencang menjadi teman setiaku. Untungnya tidak sampai menyebabkan banjir di rumah, itu sangat menyebalkan.

Sayang, pagi ini ketika aku menonton televisi, aku melihat iklan komestik yang menawarkan krim anti penuaan. Bukan iklan baru memang, suami terlihat sangat menyayangi istrinya yang tampak lebih muda 10 tahun. Sang suami tampan dan sang istri pun cantik, mereka tampak seperti pasangan berkelas. Aku jadi teringat sebuah iklan produk serupa, namun sudah tidak pernah tayang.

Dalam iklan itu, dikisahkan ada dua orang istri, Istri A dan Istri B, sedang berkumpul bersama suami masing-masing. Istri A menyarankan Istri B untuk menggunakan krim anti penuaan seperti miliknya, tapi Istri B menolak. Selang beberapa tahun kemudian, Istri A dan Istri B bertemu kembali. Suami A tampak masih sangat menyayangi istrinya, berbeda dengan Suami B yang sangat acuh dan sibuk dengan handphone-nya. Perlakuan berbeda itu disebabkan karena Istri A tidak keriput, tidak seperti Istri B yang tampak menua.

Aku pun tersadar, bahwa aku tidak menginginkan suami seperti Suami A atau Suami B dan aku harap kamu tidak seperti mereka. Tahu mengapa? Karena aku tidak mau mempunyai suami yang mencintaiku hanya dalam keadaan “cantik” tapi beralih perhatian ketika aku mulai menua. Aku tidak ingin menjadi terobsesi pada kecantikan, apalagi pada dasarnya aku memang tidak cantik.

Suamiku kelak, cintailah aku walaupun kulitku sudah mengkerut dan keriput...
Suamiku kelak, cintailah aku walaupun rambutku memutih...
Suamiku kelak, cintailah aku walaupun rambutku rontok dan membuatku botak...
Suamiku kelak, cintailah aku walaupun tubuhku bertambah besar...

Karena aku akan mencintaimu dalam keadaan terburukmu, mengabdi padamu dalam situasi sesulit apapun dan menyayangimu setulus hatiku..

Aku ingin merasa aman bersamamu tanpa takut kehilangan dirimu karena dicuri oleh wanita yang lebih muda, lebih sexy, lebih cantik dan lebih segalanya dari aku. Aku tidak ingin menghabiskan sisa hidupku dengan tangisan dan ketakutan untuk menjadi jelek.

Suamiku kelak, sepertinya untuk saat ini tidak ada lagi yang ingin aku sampaikan, mungkin nanti aku akan menulis surat lagi untukmu. Terakhir, aku berharap kamu membaca surat ini agar kamu mengetaui inginku.



Peluk dan cium

Istrimu kelak :))

Tidak ada komentar:

Posting Komentar