Senin, 30 April 2012

Cerpen 1: Ketika Cinta Pergi Dan Kembali

             Bel pulang sekolah berbunyi, dan teman-temanku berhamburan keluar kelas. Aku masih duduk di bangku, karena kalau baru bel pasti koridor utama ramai. Setelah sepi ,aku baru keluar kelas. Baru jalan belum ada sepuluh langkah dari kelas Dindin temen sekelas aku manggil dari arah belakang.

“Widi, di cariin tuh sama Arga.“ kata Dindin
“mau ngapain?” singkatku
“ya mana gua tau, ditunggu dilapangan“ jelas Dindin
“ogah ah, panas-panas gini ngapain dilapangan?“ aku menolak ,karena emang siang itu panas banget.
“katanya mau ngomong penting ,buru iih entar gua yang kena marah” jawab Dindin dengan nada memohon.
“yang butuh siapa? Dia kan ,ngapain gua yang repot” timpaku dengan nada cuek. Dindin pun langsung pergi begitu saja tanpa basa-basi lagi.

Arga adalah pacarku, kita jadian baru empat mingguan. Aku kenal Arga dari kakak kelas aku ,dan juga deket karena teman kelas aku itu. Perkenalan kami sangat singkat dan dia langsung nyatain begitu saja tentang perasaannya, awalnya aku ngga percaya tapi karena udah ada satu bulan aku ngga berhasil ngelupain mantan aku, akhirnya aku terima dia sebagai pacarku. Awalnya hubungan aku dengan Arga berjalan baik-baik saja ,tapi setelah satu bulan berlalu ada yang aneh dengannya. Kecurigaanku terbukti, dia punya cewe lagi yang sebaya dengannya. Aku tau dari temenku, Resti yang ngga sengaja ngeliat Arga sedang berboncengan dengan temennya Resti. Lalu Resti tanya ke cewe itu dan ternyata benar dia udah jadian dengan Arga lebih dari sebulan, namanya Diah. Esoknya Resti bilang ke aku, dan aku langsung shock banget, antara percaya dan engga. Sejak awal memang temen cewe sekelasku ngga ada yang setuju aku jadian sama Arga, terlebih Nizar dan Yuli akan tetapi mereka tahu alasanku buat trima Arga jadi pacarku. 

Setelah aku sampai di gerbang sekolah, aku melihat Arga sedang duduk di atas motornya di seberang jalan. Saat itu di halte sekolah masih ramai, Arga melajukan motornya ke arahku dan berhenti di depanku. Dia mengajakku pulang, awalnya aku ngga mau tapi dia menarik tangan aku. Dan akupun di antarnya pulang, tapi di tengah jalan dia memelankan laju motornya dan berhenti. Saat itu aku bertanya-tanya pada diriku sendiri, dan aku berusaha menguatkan mentalku untuk bisa nerima semua yang akan diucapkannya. Yang paling ngga bisa kupercaya, dia hanya melihatku dan setelah itu melajukan lagi motornya. Aku makin bingung dengan yang dilakukannya, sangat aneh. Sesampainya di depan rumah, dia kembali menatapku dan dia bilang “aku emang punya cewe lain selain kamu” aku shock banget, dia bilang langsung di depanku. Bisa bayangin kan gimana rasanya, saat itu aku hanya bisa diam menahan tangis. Lalu dia peluk aku dan berkata “keputusan ada dikamu ,aku akan terima apapun hukumannya. Tapi kamu perlu tau, aku sayang banget sama kamu” aku langsung lari kedalam rumah masuk ke kamar dan menguncinya. Tangisku tumpah begitu saja, sedih ,benci ,sakit ,dan rasa ngga percaya semua jadi satu. 

Setelah kejadian itu, aku minta pindah ke Bandung dengan mamah, dan mamah mengizinkannya. Semua surat-surat sudah diurus, dan tiba di hari kebebrangkatan. Teman-temanku banyak yang mengirimku pesan karena aku tidak berpamitan terlebih dulu. Semua temanku ngga setuju aku pindah karena masalah dengan pacar. Pesan-pesan dari mereka isinya seperti ini

Widi ngpain pindah si bei?ga asik banget.”
Widi ga sayang ma kita2 yah? Knp pindah ?
Widi sabar yah ,pasti Tuhan akan kasih yg trbaik kok J.

Tapi kalau aku masih tetap disana, aku hanya akan merasa sakit.

Waktu terus berjalan ,hingga suatu hari temanku bilang kalau Arga sudah putus dengan Diah. Aku senang, karena sampai saat ini juga aku masih sayang dengan Arga. Dan doaku selama ini terkabul, terima kasih Tuhan telah mengabulkan doa-doaku. Liburan menjelang kenaikan kelaspun tiba, aku pulang ke tanah kelahiranku untuk bertemu teman-teman lama, keluarga dan sangat berharap bisa bertemu dengan Arga. 

Aku punya waktu liburan satu minggu. Dan entah Arga tau dari siapa, tiba-tiba saja dia ada di depan rumah aku. Aku keluar dengan terheran-heran

 “kamu ngapain kesini?” tanyaku dengan heran
“mau ketemu kamu, masih marah sama aku?” katanya
“tau dari siapa aku pulang?” jawabku dengan nada cuek, siapa yang ngga marah kalo diduain. Dia tidak menjawab apa-apa dan hanya langsung memelukku dengan erat seakan ngga mau aku pergi darinya lagi. Dia bilang 

“aku sayang banget sama kamu, tolong maafin aku, aku tau dulu aku salah. Please terima aku lagi seperti dulu“ suaranya sangat lembut, dan hanya seperti sebuah bisikan. Dan akhirnya aku menerimanya jadi pacarku lagi. Kalimat itu adalah sebuah kalimat yang sangat ingin kudengar lagi darinya, dan kini jadi sebuah kenyataan dan bukan mimpi. 

Karena motto hidupku selama ini adalah JANGAN JADIKAN MIMPIMU SEBAGAI SEBUAH HARAPAN, TAPI JADIKAN MIMPIMU SEBAGAI SEBUAH PERJUANGAN J


Itulah cerpen pertama yang aku tulis tentunya moga aja kalian suka. Hehhehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar