Bukan
Hari Ini
********
“kamu pergi selangkah lagi,kamu
ga akan pernah liat aku untuk selamanya!” gertak Ufi
Agung mengurungkan niatnya untuk
mengakhiri hubungannya dengan Ufi. Untuk kesekian kalinya Agung harus
mengalah,padahal sudah tidak ada rasa sayang di dalam dirinya untuk Ufi. Setiap
Agung ingin mengakhiri hubungannya dengan Ufi,Ufi selalu mengancam bunuh diri,berhenti
sekolah,dan hal-hal konyol lainnya.
“aku harus gimana wi?” Agung
bercerita lemas kepada sahabatnya,Tiwi
“kamu cowo gung,kamu harus tegas
dalam bersikap”
“aku ga tega liat dia
nangis,walaupun aku emang udah ga sayang sama dia. Dia posesiv dan selalu
menganggap aku seperti bonekanya”
“aku ngerti gung,tapi coba deh
kamu pikirin lagi. Hubungan kamu sama dia tuh bukan hubungan yang sehari dua
hari,kalian udah pacaran hampir tiga taun.”
“ya tiga taun,dan selama itu pula
aku ngebohongin perasaan aku sendiri” perkataan Agung cukup membingungkan Tiwi.
“maksud kamu gung? Tanya Tiwi
bingung.
“ah engga wi gapapa,aku balik
dulu yaaa..see you” Agung bergegas meninggalkan Tiwi.
Di sekolah,Tiwi celingukan
mencari Agung. “agung kemana di,kamu liat ga?” tanya Tiwi kepada Dio.
“gatau,tumben kamu gatau Agung
dimana,kamu kan sahabatnya”
“justru itu di,dari semalem aku
lost contact sama Agung”
“gitu tuh kalo orang lagi galau”
“iya di,kasian Agung galau
gara-gara Ufi”
“gara-gara Ufi? Di galau
gara-gara kamu Tiwi!”
“gara-gara aku? Maksud kamu?”
Teeeeettt...teeeeettt...belum
sempat Dio menjawab,bel masuk kelas berbunyi. Ga ada konsentrasi Tiwi untuk
hari ini,pikirannya terpusat kepada ucapan Dio tadi. Berkali-kali dia ditegur
guru karena melamun.
Sepulang sekolah Tiwi bergegas
mengahmpiri Dio untuk meminta penjelasan atas ucapannya tadi.
“emang Agung ga bilang sama kamu
wi?”
“dia cuma cerita soal hubungannya
sama Ufi aja”
“kamu masih suka sama Agung wi?”
“hah...em..aku...aku..gamungkin
lah aku suka sama sahabat aku sendiri di” jawab Tiwi gagap.
“udalah wi,aku tau semuanya,aku
tau dari awal masuk sekolah dulu kamu udah suka kan sama Agung...begitu juga
dengan Agung.”
“APA?”
Akhirnya panjang lebar Dio
menceritakan semuanya,bahwa sebenarnya diam-diam Agung menyimpan perasaan pada
Tiwi. Agung terpaksa menutupi perasaannya rapat-rapat karena tak ingin
memperkeruh suasana. Dari kecil Agung sudah dijodohkan orang tuanya dengan Ufi.
Ufi adalah anak dari sahabat ayah Agung yang telah meninggal dunia. Ayah Agung
berjanji akan membahagiakan Ufi dengan menjodohkannya dengan Agung. Agung tak
kuasa menolaknya karena dia merasa dengan menuruti perintah ayahnya dia bisa
menjadi anak yang berbakti. Walau hatinya hanya tertuju pada satu nama...Tiwi
Chlareina.
Dikamar Tiwi menangis sesegukan.
Dia mengira hanya dirinyalah yang menyimpan rasa untuk Agung,tapi ternyata
Agung pun sama. Kini perasaannya menjadi tak karuan. Perasaan yang begitu dalam
tak mungkin dia lenyapkan bagitu saja. Karena semakin hari perasaanya justru
semakin dalam kepada Agung. Dibalik benteng persahabatan,tersimpan perasaan
yang manis dari keduanya. Yang tak bisa mereka persatukan.
“wi...” seseorang yang memanggil
Tiwi membangunkan Tiwi dari tangisannya..
“Agung? Ngapain kamu kesini?” tak
disangkan Agung menghampiri Tiwi dikamarnya.
“Dio udah nyeritain semuanya?”
“udah” jawab Tiwi singkat. Dengan
sekejap Agung memeluk erat tubuh Tiwi. Dan saat itupula air mata Tiwi membasahi
baju Agung.
“aku sayang kamu Tiwi!”
“lepasin aku gung,lepasin!”
“engga wi,ijinkan aku memeluk kamu,ijinkan
aku memeluk orang yang aku sayang”
“agung lepasin!” Tiwi mendorong
tubuh agung menjauhi dirinya.
“kamu punya Ufi gung,lupain
aku..” Tiwi berkata disela tangisannya.
“aku ga akan pernah lupain kamu
dan perasaan ini,jangan pernah paksa aku buat ngelakuin itu. Aku pengen kamu
jujur. Bilang sama aku kalo kamu sayang sama aku”
“buat apa? Buat apa aku bilang
kaya gitu,ga akan bikin keadaan berubah kan?”
“tapi wi..”
“sekarang kamu pergi dari sini!
PERGI!!!”
Maafin aku gung,aku gamau
perasaan ini semakin dalam,aku gamau berharap lebih. Aku sayang kamu gung..
Kini Agung meninggalkan Tiwi,tapi
tidak dengan hati dan perasaannya...
Wi....percayalah kita akan
bersama,walau bukan hari ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar